Apa bahaya asam lemak trans? Rata-rata asupan asam lemak trans harian penduduk tidak melebihi 1% dari total energi, yang berarti aman. Asosiasi Industri Roti dan Penganan China melakukan survei tentang asam lemak trans dan menemukan bahwa pada produk seperti roti dan kue yang diproduksi oleh perusahaan biasa di pasaran, asam lemak trans yang terkandung dalam lemak dan minyak hanya sepersepuluh persen. Nilai ini jauh lebih baik dibandingkan standar Denmark, Amerika Serikat, dan negara lainnya.
Para peneliti dari Institut Pangan dan Nutrisi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menyarankan agar ketika membeli makanan, perhatikan terlebih dahulu daftar bahan-bahannya, dan pada saat yang sama anjurkan untuk mengurangi makan gorengan dan menerapkan pola makan yang sehat. Orang yang menyukai western food, fast food, kue dan makanan lainnya sebaiknya memberikan perhatian khusus terhadap asupan asam lemak trans.
Terlihat dari urutan bahan makanannya, jika minyak nabati (minyak terhidrogenasi) dicantumkan terlebih dahulu, kemungkinan besar makanan tersebut mengandung asam lemak trans yang lebih tinggi.
Bagaimana menilai lemak trans dari kemasannya
Label makanan umum pada kemasan makanan mencantumkan bahan-bahan seperti minyak nabati terhidrogenasi, minyak nabati terhidrogenasi parsial, lemak terhidrogenasi, minyak nabati olahan, minyak lobak terhidrogenasi, minyak sawit terhidrogenasi, minyak lobak padat, ghee, mentega buatan, krim atau mentega putih salju , yang mengandung lemak trans.
Krim nabati harganya murah dan disukai pedagang
Harga mentega nabati jauh lebih rendah dibandingkan mentega hewani, yang merupakan alasan penting mengapa mentega nabati disukai oleh sebagian besar produsen kue. Diketahui, harga mentega hewani di pasaran berbeda hampir tiga kali lipat dengan mentega nabati.
Sekarang ada perusahaan di pasar yang menggunakan krim murni untuk membuat makanan yang dipanggang, yang biayanya puluhan kali lipat lebih mahal daripada menggunakan krim nabati, dan pasokan pasar juga kecil. Dalam persaingan pasar yang ketat saat ini, tidak ada perusahaan yang mau mengubah proses produksi dan bahan bakunya.
Pelanggan yang makan dengan rasa enak dipersilakan
Sebenarnya bukan krim nabati yang benar-benar berbahaya bagi tubuh manusia, melainkan asam lemak trans. Ini adalah zat berbahaya yang dihasilkan dalam proses pemurnian krim nabati. Melalui proses hidrogenasi, minyak nabati menjadi lemak padat atau semi padat, dan asam lemak trans diproduksi dalam proses di atas. Alasan mengapa industri kue merekomendasikan minyak nabati terhidrogenasi adalah karena produk yang dihasilkan dari produk ini rasanya enak, harum, dan mudah disimpan.
Misalnya mentega yang tidak mengandung asam lemak trans akan sangat keras, seperti halnya lilin, tidak mudah dioleskan pada roti. Beberapa koki restoran Cina yang membuat ikan goreng, kroket, dan keripik kentang juga khawatir bahwa beralih ke minyak goreng lain tidak hanya akan mengubah rasa masakan, tetapi juga biayanya lebih mahal. Makanan yang tidak mengandung asam lemak trans memiliki rasa yang tidak enak, dan harga pangan yang meningkat secara signifikan sehingga kurang diterima oleh konsumen.
Pada tahun 1980-an, masyarakat khawatir bahwa asam lemak jenuh dalam minyak hewani dapat menjadi ancaman bagi jantung, dan lemak trans diklasifikasikan sebagai lemak tak jenuh karena berasal dari minyak nabati dan dianggap sebagai produk baru dan sehat untuk menggantikan lemak hewani. Selain itu, tanaman terhidrogenasi tidak akan berasap atau menjadi hitam saat digoreng, dan makanan yang digoreng akan menjadi renyah dan renyah; Efek pembuatan kuenya luar biasa, yaitu bisa membuat rasa makanan lebih renyah. Karena tidak mudah rusak, maka dapat memperpanjang umur simpan makanan secara signifikan, dan biayanya yang rendah membuat asam lemak trans banyak digunakan dalam pengolahan makanan: sebagai pengganti krim alami untuk membuat pelapis kue, pengganti mentega kakao untuk menghasilkan coklat, dan pengganti mentega. berbagai minyak nabati dan hewani Lemak dan minyak juga digunakan sebagai minyak untuk gorengan.
Tren internasional untuk membatasi lemak trans
Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara di dunia telah membatasi asam lemak trans dalam makanan. Denmark adalah negara pertama yang membuat undang-undang untuk membatasi asam lemak trans. Sejak 1 Juni 2003, jumlah asam lemak trans dalam makanan tidak boleh melebihi 2% dari kandungan lemak. Pada tahun 2004, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) juga menetapkan bahwa mulai tahun 2006 dan seterusnya, semua label pangan harus mencantumkan kandungan asam lemak trans pada kolom nutrisi. Sejak itu, Belanda, Swedia, Jerman dan negara-negara lain berturut-turut merumuskan batasan lemak buatan dalam makanan. Korea Selatan telah menandai kandungan asam lemak trans pada kemasan makanan sejak Desember 2007, dan Jepang telah menetapkan standar batasan kandungan asam lemak trans pada margarin, serta mengingatkan konsumen untuk mengurangi asupan makanannya. Kota New York mengeluarkan undang-undang yang melarang semua restoran di kota tersebut (termasuk jaringan makanan cepat saji) menggunakan asam lemak trans buatan, sehingga menjadi kota pertama di Amerika Serikat yang sepenuhnya melarang asam lemak trans dalam industri katering. Restoran California di Amerika Serikat juga telah melarang penggunaan minyak goreng dan margarin yang mengandung lemak trans sejak tahun 2010. Larangan ini akan diperluas ke semua makanan yang dipanggang pada tahun 2011. Pelanggar akan dikenakan denda mulai dari US$25 hingga US$1.000.
https://www.hg-machine.com/product/full-automatic-swiss-roll-layer-cake-production-line.html